After all... Gw baca majalah tempo yang edisi minggu lalu miris rasanya hati gw.. Gila mark up pembelian minyak itu ternyatasekitar $0.7 - $1/ per barrels. Sedangkan import minyak kita 600.000 barrels per/hari. Bayanfkan berapa jumlah yang masuk "kantong" orang2 yang gak jelas siapanya.
Kalo uang yang harusnya masuk kantong yang gak jelas tadi untuk perbaiki gedung sekolah yang mau ambruk, perbaikan gizi masyarakat, dana askeskin, rasanya gak akan ada sekolah yang rubuh, ibu hamil, bayi, dan balita yang kelaparan sampe akhirnya meninggal yang kayak di Makassar itu lho..., atau gak ada ibu yang baru dua hari abis C-section harus dilepas infusnya gara2 rumah sakitnya (RSUD mana gitu... Tadi pagi ada si Nuansa Pagi RCTI) udah gak dibayar dana askeskinnya oleh provider askeskin. Gak bijak deh... Rakyat miskin makin susah aja kayaknya.
Untuk sesuatu yang merupakan kebutuhan primer gak terjangkau, bagaimana mungkin mereka bisa jadi lebih sejahtera... Seperti yang didegungkan pemerintah. Dengan program RUSUNAMI (alias Rumah Susun Sederhana Milik) wong untuk beli beras aja susah. Jadinya makan nasi aking deh...
Sorry lho... Mungkin ada yang kupingnya pedas, tapi ini cuma uneg2 gw aja yang merasa lebih beruntung, dengan bisa menjadi bagian masyarakat Indonesia yang 4% bisa mencicipi bangku sekolah, yang syukur Alhamdulillah bisa sampe S2 (walaupun dengan biaya ortu). ;D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar