Senin, 21 April 2008

Efficient Market Hypothesis Theory

Ada tiga bentuk hipotesa dari teori Pasar yang Efisien (Efficient Market Hypothesis Theory), teori ini sangat berhubungan erat dengan ketersedian informasi di Pasar Modal dan hubungannya terhadap Kondisi harga-harga saham di Pasar Modal. Bentuk-bentuk tersebut antara lain adalah:

a. Bentuk lemah (Weak Form): mengasumsikan bahwa semua harga-harga saham mencerminkan seluruh informasi pasar yang tersedia (historis), sehingga informasi harga dan volume perdagangan masa lalu tidak memiliki hubungan dengan arah pergerakan harga-harga pada masa mendatang. Kesimpulannya adalah bahwa investor tidak dapat mengandalkan analisa teknikal di dalam menghasilkan keuntungan di atas normal.

b. Bentuk semi-kuat (Semi-strong Form): mengasumsikan bahwa semua harga-harga saham mencerminkan seluruh informasi public non pasar. Harga-harga akan segera “menyesuaikan diri” terhadap semua informasi public yang baru saja diinformasikan. Misalnya: penelitian mengenai saham baru, pengumuman laba dan dividen, perkiraan laba perusahaan, perubahan praktek akuntansi, merger, pemecahaan saham (stock split), atau aksi korporasi (corporate action) lainnya. Kesimpulannya adalah bahwa investor tidak dapat menggunakan analisa fundamental di dalam menghasilkan keuntungan di atas normal.

c. Bentuk Kuat (Strong Form): mengasumsikan bahwa semua harga-harga saham mencerminkan seluruh informasi pasar, public, dan sumber-sumber dari dalam perusahaan (pribadi/private/inside) yang tersedia bagi umum. Informasi tersebut mencakup juga informasi yang dapat diperoleh dari hasil analisa fundamental. Kesimpulannya adalah: tidak ada kelompok yang memonopoli akses informasi yang berhubungan dengan harga-harga saham sehingga memperoleh laba di atas normal dengan memanfaatkan informasi dari orang-dalam (inside information). Pasar modal akan menjadi sempurna dimana semua informasi bebas biaya dan tersedia bagi siapa saja pada waktu yang bersamaan.


Implikasi dari teori Pasar yang Efisien (Efficient Market Hypothesis Theory) terhadap manajemen keuangan adalah bahwa perusahaan akan semaksimal mungkin mengusahakan peningkatan kinerja keuangan perusahaan lebih baik dari tahun ke tahunnya misalnya saja dengan melakukan aksi korporasi misalnya menerbitkan saham baru, mengumumkan kenaikan laba dan dividen, merger, pemecahaan saham (stock split), atau aksi korporasi lainnya. Dengan adanya teori Pasar yang Efisien maka para analis atau pimpinan perusahaan berusaha keras untuk memaksimalisasikan kerja untuk memberikan kinerja yang terbaik bagi perusahaan. Yang juga kemudian akan berdampak positif bagi posisi perusahaan di pasar modal.

Sedangkan kondisi yang terjadi pada kondisi Pasar Modal Indonesia adalah Kondisi Pasar yang belum efisien, yaitu masih berada di dalam kondisi pasar berbentuk semi-kuat (Semi-strong Form). Dimana kondisi di pasar modal mengasumsikan bahwa semua harga-harga saham mencerminkan seluruh informasi public non pasar. Harga-harga akan segera “menyesuaikan diri” terhadap semua informasi public yang baru saja diinformasikan. Misalnya: penelitian mengenai saham baru, pengumuman laba dan dividen, perkiraan laba perusahaan, perubahan praktek akuntansi, merger, pemecahaan saham (stock split), atau aksi korporasi (corporate action) lainnya. Kesimpulannya adalah bahwa investor tidak dapat menggunakan analisa fundamental di dalam menghasilkan keuntungan di atas normal. Kecuali penggunaan analisa fundamental untuk tujuan Investasi Jangka Panjang seperti apa yang dilakukan oleh Warren Buffet. Penggunaan analisa fundamental memegang peranan sangat penting, karena dengan menggunakan analisa fundamental maka kita dapat dengan tepat memprediksi masa depan perusahaan dengan menggunakan konsep-konsep diantaranya Value of the Firm, Discounted Value, Residual Income, dll. Analisa fundamental tidak mengandalkan trend atau pergerakan siklis dari harga saham, seperti apa yang dilakukan oleh analisa teknikal. Analisa fundamental lebih banyak menggantungkan dirinya kepada kinerja Laporan Keuangan. Kadangkala sebagian analis di Pasar Modal melakukan “Financial and Cash Flow Statement Recast” menggunakan informasi yang ada pada Notes to Financial Statement untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh mengenai kinerja keuangan perusahaan, dengan memasukkan dan mengeluarkan kembali transaksi-transaksi yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan secara signifikan. Dengan dilakukannya Recast maka analis kemudian dapat memperhitungkan kondisi perusahaan dalam beberapa waktu yang akan datang.

Tidak ada komentar: