Jumat, 13 November 2009

So confusing..

Kadang jujur, aku merasa bingung.. apa siih yag ada di pikiran orang lain mengenai ukuran kesuksesan seseorang. Apakah materi, salary yang dua digits misalnya, atau posisi di perusahaan, atau apa yang didelegasikan kepada kita di perusahaan ataukah masa depan kita di perusahaan tersebut?? Membingungkan..!!

Than, its happen to me now, ini bukan yang pertama kalinya siih.. dulu saat aku akhirnya resigned dari sebuah perusahaan pertambangan kelas dunia, orang2 sempat bertanya2, seakan2 menghakimi kalau aku adalah orang tolol yang menyia2kan kesempatan. Termasuk kedua orangtuaku, khususnya mamahku. Tapi rasanya kalau mereka mengerti apa alasan sebenar2nya kenapa, mereka akan setuju sama apa yang aku lakukan tanpa terkecuali. Dan yang tau alasan sebenarnya hanya aku dan si oom bociiy (akhirnya aku ungkapkan juga padanya). Selain itu opportunity cost yang teralu banyak terpaksa aku sia2kan, punya gaji banyak, tapi aku lama2 bekerja layaknya mesin, tanpa ada significant skills and knowledge improvement. Aku gak mau seperti itu, stuck in the middle of my comfort zone. It’s not my comfort zone. Aku justru merasa punya passionate itu kalo berada di kampus, selalu segar, merasa tertantang, selalu ada yang baru. Jadi saat tiba2 kepikiran untuk sekolah ke JCU dan GU kayaknya aku dapat sesuatu penyegaran aja, oase di tengah gurun pasir gitu.. Walaupun harus jauh dari rumah, tapi sepertinya aku sangat menikmati setahun di Oz. Belajar bahasa, belajar budaya, belajar mandiri, belajar segala2nya. Untung yah udah ada teknologi henpon, jadi masih bisa keep contact sama orang2 gak kayak menghilang gitu aja. Hihihi,, selama di Oz, wah hidupku huhuhu,, layaknya anak kost yang jauh dari sanak keluarga, dengan budaya yang jauh berbeda. Tapi emang karena pada dasarnya aku orangnya nekatan yah aman2 aja. Asal pada tau aja yah makananku sehari2 Cuma instant noodle, corned beef, dan telor. Buah juga siih, coklat juga, pokoknya dairy product juga aku makan. Kadang pengen siih makan di luar fried noodles, atau fried rice, Cuma berhubung gak halal, jadi kalo mau terpaksa masak sendiri deh di dorm. Atau menunggu undangan orang2 Indo. Cuma berhubug di Cairns orang Indonya dikit, jadi jarang ada undangan makan. Kalo di JCU Townsville masih lebih banyak deh anak Indonya. Kalo udah males tapi kelaperan akhirnya Cuma makan cereal, roti, atau biscuit. Huucckkss.. naseeb jauh dari rumah. Selama di Oz, makanan favoritku itu adalah Mc. D Egg Muffin with Fresh Orange Juice. Nyariis setiap pagi. Gak sampe A$10,- enyaaak bangeet, kayaknya ini deh yang bikin timbanganku di Oz terus bergerak naik. Makannya sambil duduk di Marina, karena Mc. D nya across to Marina, ada juga taman, yang kalo malam dipake buat bercinta. So vulgarlah untuk ukuran aku yang orang timur. Kadang2 kalo aku naik sepeda, bener2 bisa ngeliat live. Hehehe,, Selama di Oz, aku sempat jalan2 ke Mt. Isa, Mackay, Townsville, Cairns, Rockhampton, Brissie, Gold Coast Nathan, and Mt. Gravatt. Jalan2 sendirian, naik bis lagi. Bener2 ala bolang.. hyayahaya.. Pake backpack, bawa baju buat 3 hari, tinggal di youth hostel. Semua aku lakuin kalo weekend, kalo public holiday, dan libur sekolah. Hihihihi,, tadinya pas sampe Brissie udah penasaran aja pengen nerusin ke Newcastle, dan sapa tau sampe Sydney. Cuma setelah dipikir2 waktunya gak memungkinkan, akhirnya pulang deh ke Cairns, naik virgin blue, demi menghemat waktu. Satu perjalanan dalam hidupku yang rasanya gak mungkin aku lupain seumur hidup. Cantiknya Queensland, satu state yang sangat bersahabat buat international student, dengan living cost yang relative murah, suhu udara yang tropical, ada matahari sepanjang tahun, bikin pantai2nya yang terjaga menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi. Teralu banyak yang menarik untuk dikenang di sana. I left my heart in Queensland.

Sepulang dari Oz, yang harus aku lakukan adalah merumuskan kembali tujuan hidupku. Sekolah S2, atau Karir atau yang lainnya. Saat itu tanpa sengaja, akhirnya aku ngirimin CV ke sebuah perusahaan investasi, sebagai research staff. Pekerjaan yang benar2 baru buatku. Aku benar2 belajar dan harus belajar banyak mengenai finance dan capital market. Bukan apa2, maklum S1 aku kan akuntansi, belajar sih tentang finance, tapi udah lupa, mana dulu belajarnya system SKS, habis ujian dijamin lupa total. Huhuhu,, di perusahaan ini aku benar2 belajar banyak. Dari apa itu resiko, beta, analisis industry, pokoknya segalanya tentang capital market deh. Sampe diajarin juga analisis teknikal yang pake chart dengan 1001 metodenya itu. Gak terasa, ternyata bisa sampai 1,5 tahun. Banyaak banget ilmu yang aku dapatin dari sana, yang ternyata berguna untuk aku sampe saat ini. Walaupun aku harus terus berproses belajar, tapi basic dari kantorku itu, membuat aku di posisi yang sekarang ini. Thanks so much Pak.. sebenarnya berat untuk aku pindah dari perusahaan ini. Perusahaan yang membesarkanku, mengajarkanku banyak hal mengenai finance dan capital market. Karena bagaimanapun, aku harus mengupdate diri, mengaktualisasikan diriku. Aku harus sekolah, mengejar cita2ku. Hihihi,,

Dan keinginanku yang tentunya didukung orangtuaku itu menghantarkan aku akhirnya masuk suatu Business School di Jakarta itu. Hihihihi,, pokonya aku niat banget pengen sekolah. Pas cawu 2 sempat bingung siih.. Mo ambil HR atau finance, tapi akhirnya aku mutusin untuk ambil finance, karena pertama kelas HR nya gak dibuka, yang kedua, karena backgroundku accounting, yah mungkin sedikit lebih mudah untuk memahami finance, secara juga basicku pekerjaanku berhubungan dengan finance dan capital market. Dan akhirnya melalui perjuangan panjang lulus juga, Alhamdulillah.. Tapi ada sedikit penyesalan sih, karena nilai thesisku gak perfect A. Cuma A-, kayaknya karena persiapan thesisnya yang salah. Aku ngerjain thesisnya Cuma sebulan setengah, itupun setelah ngotot untuk unpaid leave ke managing parter. Dengan ancaman kalo gak dikasih unpaid leave, aku akan resign saat itu juga. Karena gimanapun thesis paling utama untukku, uang mah bisa aku cari ditempat lain. Thesisku ibaratnya anak tangga Cuma selangkah menuju gelar M.M. walaupun jujur sampai detik ini aku gak pernah mencantumkan gelar itu karena maluuu.. malu bangeet, masih banyak orang hebat di muka bumi ini. Apalah artinya MM ku dibandigkan ilmu yang masih jadi rahasia di muka bumi ini. Wah, pokoknya legalah setelah lulus MM, karena selama kuliah MM teralu banyak yang terjadi. Teralu banyak yang menguras emosi, perasaan, pikiran, tapi ternyata semua bisa aku laluin yah. Saat dinyatakan lulus, aku bisa tersenyum puas, sekaligus lega, semuanya bisa aku jalanin dengan lancar. Banyak hal-hal lucu selama ngerjain thesis. Kayaknya karena aku kebawa2 stress deh, sampe tiba2 kayak orang hamil. Mual muntah sepanjang hari, lemees banget, saat nunggu ujian thesis. Mana maju mundur gak jelas gitu sampe 5 kali. Benar2 menguras pikiran, perasaan, dan tenaga. Tapi Alhamdulillah ternyata semua bisa yah aku jalanin dengan smooth dan melakukan semua yang terbaik.

Mmmh.. Setelah itu yah, balik ke kantor lagi, mulai terasa berbagai kebosanan. Kayaknya habitatku di kampus deh. Bosaaan, cape, stress, penuh tekanan, semuanya jadi satu. Huhuhu,, bosaan karena setiap hari kerjanya yah gitu2 aja, cape karena tiap hari harus bekerja dengan waktu yang sangat panjang. Stress karena semua kerjaan very tight with deadline, penuh tekanan karena tertekan dari atasan, maupun klien, banyak lagi siih perasaan lain. Cuma kayaknya yauds, dimana2 kan kerja begitu yah.. Jadi sekarang, semuanya dinikmati aja, berat, enak, susah, senang semuanya ditelan aja deh. Gak terasa udah ampir dua tahun aku ngejalanin semua ini. Sekarang sekali lagi aku bingung.. bingung dalam arti kata bingung beneran. Apa aku salah yah melakukan reformulate my life goals?? Aku sekarang “terpaksa” merasakan ternyata susah yah cari kerjaan baru. Udah ampir setaunan ini aku nyari kerjaan baru yang jam kerjanya lebih jelas koq susah yah?? Aku lagi2 dapatnya gak jauh2 dari kerjaan sekarang jadi konsultan. Huhuhu,, berarti dulu aku salah yah punya prinsip kalo mulai karir itu dari konsultan, dan kantor akuntan publik. Kenyataannya adalah, gak mudah buat para “lulusan” konsultan dan kantor akuntan publik untuk pindah kerja. Entah dengan alasan gak sanggup bayar gajinya, dan lain sebagainyalah. Banyak orang yang bertanya, kenapa aku yang udah sangat prospektif di konsultan, dengan salary yang kompetitif yang aku dapat koq berencana mau resign. Apalagi gak mudah untuk jadi konsultan yang berurusan dengan capital market, yang pastinya salary yang ditawarkan juga kompetitif. Bahkan pernah lho, saat working interview dengan salah satu NGO, usernya sempat terheran2 kenapa dengan THP ku yang sejumlah itu koq mau resign. Sampe disuruh pikir2 dulu deh kalo mau pindah kerja, bahkan dia bilang kalo pengen balik ke salary sejumlah itu paling2 hanya pindah ke oil and gas. Hahaha,, emang salah yah kalo kita ambil resiko meninggalkan tambang emas untuk mendapatkan tambang berlian?? Mmh.. gak ngerti euy.. tapi menurutku ada yang lebih penting daripada Cuma sekadar salary doang. Kesempatan kita untuk menikmati hidup jadi berkurang, gak bisa ngerjain hobi, gak bisa sekolah lagi, gak bisa kursus2, termasuk kursus bikin kue dan bahasa,, kenapa siih orang gak bisa melihat itu??

Yang aku mau saat ini adalah pindah kerja, tahun depan mulai daftar kuliah S3, trus mengisi setiap waktu luang dengan hobi, sharing dengan orang lain, dan social work. Misalnya ngajar, trus kursus pajak, kursus bahasa, dan kursus bikin kue.. huhuhu,, udah bosaan banget mengutamakan pekerjaan di atas segala2nya sampai badan rasanya udah remuk redam gak berbentuk. Aku ingin pindah kerja. Huhuhu,,

Yah,, saat ini yang aku inginkan Cuma menjadi lebih baik. Membuat orang lain mengerti, apapun yang hendak aku lakukan adalah hakku. Gak ada urusannya dengan orang lain. This is my life, my choice.. so please to respect it.

Tidak ada komentar: